Wisata

Alun-Alun Tugu Malang: Sebuah Landmark dan Saksi Sejarah

Sebuah tempat ikonik di Kota Malang, yang di balik keindahannya menyimpan nilai sejarah serta filosofi yang mendalam

Sungguh tidak mungkin, jika ada warga Malang yang tidak tahu tempat yang berbentuk lingkaran dengan tugu sebagai pusat dari tempat ini. Tempat ini terletak dengan Balai Kota Malang dan Stasiun Baru Kota Malang sehingga mudah sekali pengunjung menemukan tempat ini. Warga luar Malang pun tentu sangat antusias mengunjungi tempat yang sekarang menjadi salah satu tempat favorit bagi warga dan wisatawan untuk bersantai.

Artikel kali ini akan membahas berbagai aspek mengenai Alun-Alun Tugu Kota Malang, mulai sejarah awal pembangunan, filosofi, lokasi, dan apa saja yang bisa dinikmati ketika berkunjung ke sana,  hingga waktu terbaik saat berkunjung.

“Sejarah bukanlah beban ingatan, melainkan penerangan jiwa.” – John Dalberg-Acton

Sejarah Awal Dibangun

Alun-Alun Tugu Kota Malang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920, bernama Thomas Karsten. Tujuannya adalah untuk menghormati jasa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang mendirikan Kota Batavia (Jakarta).

Pada masa itu, bentuk alun-alun atau taman ini masih sederhana, hanya dibuat melingkar tanpa tugu dan tanpa pagar. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Gubernur Doel Arnowo yang disaksikan langsung oleh M Sardjono yang menjadi Wali Kota Malang saat itu.

Tahun 1947, pembangunan monumen ini hampir selesai. Namun monumen ini harus hancur saat Agresi Militer Belanda I. Pada tahun 1953, monumen di Alun-alun Kota Malang dibangun kembali, dan diresmikan langsung oleh Presiden Ir Soekarno.

Singkat cerita Alun-Alun Tugu Malang ini terakhir kali direnovasi pada tahun 2023.  Perubahan signifikan dalam renovasi ini meliputi penghapusan pagar keliling, sehingga area alun-alun menjadi lebih terbuka dan dapat diakses langsung oleh masyarakat. Selain itu, area jogging track ditingkatkan, air mancur diperbarui, dan lampu dekoratif baru dipasang untuk mempercantik tampilan alun-alun, terutama pada malam hari.

Foto: Good News From Indonesia

Filosofi Monumen Tugu

Alun-Alun Tugu sendiri sudah mengalami beberapa perombakan menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi.  Namun tentunya, hal itu tidak mengubah nilai sejarah sekaligus filosofi dari Monumen Tugu. Terdapat beberapa filosofi dari monumen ini:

  • Bambu runcing menyimbolkan senjata yang digunakan untuk mengusir penjajah.
  • Rantai pada tugu melambangkan semangat persatuan arek-arek Malang untuk melawan pasukan Belanda.
  • Simbol bintang mempunyai 17 pondasi dan 8 tingkat, serta tangga berbentuk 4 dan 5 sudut.
    (menyimbolkan hari kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus 1945)
  • Bunga teratai merah dan putih yang mengelilingi monumen, melambangkan warna dari bendera Indonesia.

Apa saja yang bisa dinikmati ?

Alun-Alun Tugu menyuguhkan berbagai spot foto yang estetik, dan instagrammable dengan latar pemandangan kantor balaikota yang mempesona. Pengunjung juga dapat menikmati sunsrise di pagi hari dan sunset di sore hari dengan nuansa nostalgia.  Hal lain yang dapat dinikmati antara lain:

  1. Tugu Malang yang jadi saksi sejarah
    Salah satu daya tarik utama adalah tugu berbentuk bambu runcing yang di kelilingi kolam teratai. Pada malam hari, lampu-lampu di sekitar tugu membuat suasana semakin indah.
  2. Menikmati Suasana Balaikota Malang
    Dengan arsitektur klasik peninggalan kolonial Belanda, semakin menambah keelokan Alun-Alun Tugu baik dinikmati saat sore atau malam hari.
  3. Taman Bunga yang berwarna-warni
    Taman di Alun-Alun Tugu ini dipenuhi berbagai jenis bunga yang ditata rapi. Sangat bagus untuk berfoto bersama teman, rekan atau keluarga, atau sekadar menikmati pemandangan hijau di tengah kota.
  4. Air Mancur dan Kolam Teratai
    Kesan sejuk nan estetik semakin nyata karena ada air mancur di tengah kolam yang dipenuhi bunga teratai yang cantik.
  5. Spot Foto Instagramable
    Pengunjung yang rerata mencari spot foto, di sini banyak latar yang menarik. Dari latar belakang tugu, taman bunga, atau Balaikota Malang. Lampu-lampu di malam hari menambah suasana semakin ciamik dan fotogenik.
  6. Spot Jalan Santai atau Jogging
    Jalan setapak di sekitar taman cocok untuk jalan-jalan santai atau jogging pagi dan sore. Suasananya nyaman dengan pepohonan rindang yang membuat udara lebih segar.
  7. Dekat dengan Wisata lain
    Selain menikmati Alun-Alun Tugu, pengunjung bisa juga menikmati wisata lain dengan jarak kurang dari 1 km. Beberapa lokasi lain yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki antara lain :

    – Alun-Alun Merdeka Malang (sekitar 5 menit)
    – Stasiun Malang Kota Baru (5 menit)
    – Ijen Boulevard (10-15 menit)

Foto: Good News From Indonesia

Lokasi dan Jam Operasional

Alun-Alun Tugu berlokasi di Jalan Tugu, Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Letaknya dekat dengan Balai Kota Malang dan Stasiun Baru Kota Malang, sehingga memudahkan wisatawan dalam menemukan alun-alun ini. Alun-alun tugu ini juga dikelilingi oleh kantor walikota malang, gedung DPRD Kota Malang, kompleks sekolah tugu, tangsi militer, dan Hotel Tugu.

Jam Operasional: Buka setiap hari 24 Jam (Tanpa Jam Operasional)

Namun pengunjung disarankan untuk memeriksa sebelum datang, karena terkadang digunakan untuk acara Pemerintahan Kota Malan atau event tertentu di sekitar alun-alun.

Tiket Masuk dan Tarif Bermalam

Pengunjung tidak dikenakan tiket di Alun-Alun Tugu Kota Malang. Hanya bagi yang membawa kendaraan, parkir di depan SMA 1 dan SMA 4 Malang dan dikenakan parkir Rp 2000 – Rp 5000

Dekat Alun-Alun juga terdapat hotel Tugu yang menjadi langganan wisatawan asing atau pengunjung luar kota yang bermalam, dengan rate per malam di atas Rp 1 juta.

Tips Berkunjung 

Waktu terbaik mengunjungi dan menikmati Alun-Alun Tugu Kota Malang  adalah di pagi hari atau sore hari saat cuaca masih sejuk dan suasana lebih tenang. Namun di jam-jam tersebut memang selalu ramai orang yang berolahraga, bersantai atau yang menikmati suasana.

Tips lain yang sebaiknya diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Cari waktu terbaik, yang tidak bersamaan dengan event yang diadakan Pemerintah
  • Bawa outfit terbaik untuk foto
  • Gunakan alas kaki (sandal/sepatu) yang nyaman.
  • Air minum yang dinikmati saat istirahat dan bersantai

Kota Malang selalu punya cara untuk membuat rindu siapapun yang pernah menjejakkan kakinya di sana.

Kesimpulan

Alun-Alun Tugu menawarkan ruang publik yang sekaligus monumen hidup yang mengingatkan kita akan perjuangan di masa lalu. Monumen dengan kolam teratai yang mengelilinginya. Sangat pas dinikmati bersama keluarga atau teman-teman, tanpa biaya masuk dan tempatnya selalu buka 24 jam. Dapat dinikmati pagi, siang, sore atau malam. Jadi tunggu apa lagi? Kapan ke Malang?

5/5 - (4 votes)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button