Gunung Bromo : Wisata Bromo Malang 2023

Sejarah Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Brahma yang merupakan salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu atau dalam bahasa Tengger dieja “Brama”. Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo ( suku Tengger ) Gunung Bromo/Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung yang suci.

Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Letak Geografis Gunung Bromo
Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Apakah Gunung Bromo Masih Aktif ? Gunung Bromo merupakan salah satu objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah objek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
JALUR MENUJU GUNUNG BROMO
1. Ke Gunung Bromo lewat Surabaya-Probolinggo
Sampai di Bandara Juanda, gunakan bus Damri menuju terminal bus Bungurasih Surabaya. Dari sini gunakan bus jurusan Jember atau Banyuwangi dan minta pada kondektur untuk turun di Probolinggo.
Sampai terminal Probolinggo, bisa gunakan angkutan desa dengan mobil jenis colt menuju Kecamatan Ngadisari. Ngadisari, bersama dengan dua desa lainnya, yaitu Wonotoro dan Jetak, merupakan kawasan lereng perbukitan Cemoro Lawang, desa terdekat dengan Gunung Bromo.
Ketiganya pun dikelilingi pegunungan. Bagian barat dibatasi lautan pasir, Gunung Batok, dan Gunung Bromo. Menghadap ke utara hingga timur, berjajar Gunung Lingga (Penanjakan), Brak, Lengkong, dan Gunung Ringgit. Sementara di bagian selatan, Gunung Pundak Lembu menjulang.
Penduduk di ketiga desa ini pun masih memegang teguh adat istiadatnya dan mayoritas beragama Hindu. Di Ngadisari ada banyak pilihan tempat menginap dan mengisi perut. Dari sini pula bisa diatur penyewaan mobil jip untuk menuju Pananjakan dan kawasan sekitar taman nasional.
2. Ke Gunung Bromo Lewat Malang
Jalur menarik dari Malang adalah rute Malang-Tumpang-Gubugklakah-Ngadas-Jemplang-Gunung Bromo yang berjarak 53 kilometer. Jalur tanjakannya cukup terjal. Namun, perjalanan tak mudah itu terbayarkan dengan suguhan alam yang cantik dan memukau.
Gubugklakah adalah desa kecil yang merupakan daerah penghasil apel. Memasuki area ini pemandangan perkebunan apel mengantarkan perjalanan menuju Ngadas yang semakin berkelok, menanjak, dan memasuki hutan. Suasana sejuk dan hamparan hijau pegunungan menggantikan pemandangan perkebunan apel. Semakin dekat Desa Ngadas, kembali terlihat kebun-kebun dengan permukaan berbukit.
Beberapa traveler sengaja mampir di air terjun Coban Pelangi yang tak kalah indah setelah melewati Ngadas. Dari sini lalu bertemu dengan pertigaan Jemplang, yang menjadi penentu arah langkah. Lurus menuju Ranu Pani—titik awal pendakian Gunung Semeru—dan ke kiri menuju Bromo. Dari Ngadas menuju Pananjakan memakan waktu sekitar sejam.
Rute dari Ngadas mengajak penjelajah melewati rute padang savanna terlebih dulu baru kemudian menuju pasir berbisih dan kawah Bromo. Tetapi jika dari Cemoro Lawang, rute sebaliknya.
3. Perjalanan Ke Bromo Lewat Pasuruan
Perjalanan melalui pintu barat dari arah Pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat objek wisata (lautan pasir) terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan ke arah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa mobil jeep yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi.
Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk Probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa Cemoro Lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya.
Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan matahari terbit yang sering ditampilkan di foto-foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka lebih praktis melewati jalur pintu barat.
SPOT MENARIK DI WISATA GUNUNG BROMO
LAUTAN PASIR BERBISIK
Pasir Berbisik sudah menjadi ciri khas Gunung Bromo. di lokasi ini Anda akan mendengar tiupan angin mengenai permukaan pasir sehingga munimbulkan bunyi yang tidak biasa. Anda bisa bersenang-senang di sini
BUKIT TELETUBBIES / PADANG SAVANA
Dari kejauhan melihat Gunung Bromo seperti hanya disuguhi hamparan pasir dan kawah tanpa ada penghijauan sama sekali. Pandangan ini ternyata kurang tepat. Di sekitaran Gunung Bromo ternyata Anda bisa menemukan hamparan savana yang disebut dengan bukit Teletubbies tepatnya di sebelah timur kawasan gunung ini. Anda bisa mengunjunginya dengan paket tour yang disediakan oleh jeep.
PUSAT PENANJAKAN SUNRISE BROMO
Buat para pemburu matahari terbit atau terbenam dan untuk para wisatawan yang ingin mendapatkan gambar rupawan dari Bromo, maka memang wajib untuk mendatangi area penanjakan ini. Area ini berada di sebelah barat Bromo, dengan medan yang tak begitu susah kamu bisa mendapatkan golden sunrise. Banyak dari wisatawan yang mencoba mengabadikan momen saat berada di penanjakan 1 ini.
KAWAH GUNUNG BROMO
Untuk bisa mencapai kawah Bromo, para wisatawan harus mendaki ratusan anak tangga. Berada di ketinggian 2.329 meter, kawah dengan lebar 800 meter (utara-selatan) ini menjadi salah satu pemikat tersendiri. Tak sedikit yang menyempatkan untuk naik dan berfoto dekat dengan area bekas letusan satu ini.
Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap-siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak Bromo yang terkenal itu. nikmatilah pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota keberangkatan anda sekitar 12 siang.
Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan di areal lautan pasir di tengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan (apalagi di tengah kabut tebal), tunggulah karena biasanya mulai jam 2-3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas di area lautan pasir.
selanjutnya,
Gunung Bromo, Wisata Gunung Bromo, Paket Wisata Bromo, Sejarah Gunung Bromo, Suku Tengger, peta taman nasional bromo tengger, Hotel di Bromo, Biaya Wisata Bromo, Harga Tiket Masuk Bromo, Backapcker Bromo, Jalur Bromo, Keindahan Gunung Bromo, 4 spot bromo, Spot Sunrise Bromo, Jam Berapa SUnrise di Bromo, Pasir Berbisik Bromo, Padang Savana, Bukit Teletubbies, Pananjakan 1 Bromo, Kawah Bromo, Bukit Cinta Bromo – Mitos bukit cinta bromo, Bukit Widodaren, Pura Luhur Poten, Bukit Kingkong, Wisata Bromo Selain Gunung